Dan saya menulis untuk berbagi.. Untuk menjadi abadi, juga menunjukan eksistensi bahwa saya pernah ada di bumi ini..

Thursday, November 30, 2006

I'll Never Forget

Thursday, November 30, 2006

Hari terakhir gw di kantor..

Hwakakakakakakakkak.. YES!! Finally, I’m OUT the here!! tapi pada kenyataannya, hwaaaaaaaaaaa.. gw sedih!! The hell with the boss, the hell with the office (and also the job) but not my friends.. gw terlanjur “jatuh cinta” sama teman2 gw disini! Hikz..

Tapi gw sadar, kehidupan gw harus terus berlanjut.. dan yang pasti, masa depan gw juga bukan disini! Tau ngga siy, rasanya kaya selama ini otak dan seluruh bagian kepala gw diselimutin sama selaput tipis berlendir.. dan hari ini selaput itu lepas dari gw dan akhirnya gw bisa menghirup udara segar.

Hahahahahahaahhaha.. senangnya. Hari ini gw bisa tertawa.. lahir dan batin!!

Buat semua direksi Femina Group.. thanx 4 giving me the opportunity! Makasih juga udah membuat mata (hati) gw terbuka lebar.. bahwa semua ini bukan impian gw..

Buat teman2 gw tercinta (pupung, arie, sari, jeje, fitri, mba fluory, mba manda, mba sinta, eyi, serny, dina..) I’ll never forget!!

Friday, September 29, 2006

Aku dan Bintang

Hari ini aku seperti merasa berada dalam kebimbangan yang sangat kronis. Aku merasa terjebak. Aku terhimpit. Sampai aku merasa seperti Tuhan sudah meninggalkan aku.
 
Benarkah? Aku hanya bertanya. Aku merasa.

Jarum jam begitu lambannya. Atau aku yang jalan di tempat? Tapi kalau boleh aku meminta. Lagi-lagi, kembalikan aku ke zaman 20 tahun lalu.

Dimana hanya ada aku.

Hanya ada orang-orang yang mengerti aku. 

Aku dan Tuhan
Aku dan bintang-bintang
Aku dan kebahagiaan yang sebenar-benarnya.
 
Manusia punya mimpi. Aku manusia dan aku punya mimpi. Tapi mimpiku kali ini seperti menjebakku. Aku terperangkap. Entah dimana. Tapi sepertinya dulu memang pernah kuimpikan. Mungkin.


Ini salahku. Aku yang mempunyai keinginan. Aku yang memilih. Aku juga yang melangkah. Tapi kini aku mengutuk diriku sendiri. Aku ingin memutar jalanku. Aku kira aku bisa. Karna kendalinyapun aku yang pegang. Tapi entah. Mungkin belum waktunya.


Sampai kapan. Aku tidak tau. Mungkin sampai bosan. Atau aku kesepian.


29 September 2006

In my fuckin' office..

Tuesday, September 5, 2006

Aku.. Hari Ini!

Mungkin aku hanya merasa tidak nyaman. Saat ini. Tapi aku serasa ingin menghilang. Ingin sendiri. Aku ingin kembali pada zona amanku. Aku bosan mencari, dan aku sendiri tidak tau apa yang aku cari. Bukan jati diri. Mungkin lebih kepada tempat yang bisa menerima aku dan sejuta mimpiku apa adanya.
 
Aku merindu. Aku ingin menjadi diriku 20 tahun lalu. Nyaman. Tanpa beban. Mungkin sudah menjadi aku hanya saja belum dengan sejuta mimpiku.


Aku tersesat. Dan aku merasa jauh dari dunia yang aku ingin. Aku pikir ini adalah satu dari sejuta mimpi milikku, tapi ternyata ini hanya igauan biasa disiang hari. Aku tidak ingin tercebur lebih dalam, aku ingin menepi.


Aku lelah.. i'm 24 and i'm not feeling happy! Jangan kasihani diriku. Mungkin ini memang proses pendewasaan diri yang harus aku lalui. Mungkin seandainya Tuhan selalu kasih apa yang aku ingin, bisa jadi aku tidak pernah menghargai hidup yang sudah dititipkan Tuhan untuk aku yang sebenarnya indah ini jika aku mampu melihat lebih dalam.


PS : Maaf Tuhan, sudah mengira Tuhan melupakan aku.

Tuesday, August 15, 2006

Khayalan Kamar Mandi

Hari ini seperti hari-hari yang lain, bukan berarti aku membenci hari-hariku – tetapi mungkin aku memang tidak berada di waktu dan tempat yang tepat. Pagi ini dimulai dengan kegelisahan yang sebenarnya sudah bisa aku rasakan di malam-malam sebelumnya. Bukan lalu aku menjadi tidak produktif, tetapi justru menghasilkan beberapa tulisan pesimistik yang mungkin suatu saat akan membantuku mencapai tujuan akhirku. Entah kapan, dan dimana.

Ketidakjelasan yang akhir-akhir ini selalu menemani aku melangkahkan kaki menjadi semakin tidak jelas. Bukan secara nyata, karena aku tetap berada di bumi, tetap menjalankan hari-hariku dan tetap mendapatkan upahku setiap bulan – yang bukan dari hasil kerja kerasku karena aku tidak mengikutsertakan seluruh hati dan jiwaku. Mungkin lebih kearah ketidakpahaman akan hidup. Aku masih mencari-cari, masih mengais-ngais. Aku masih bermimpi. Dan mimpi-mimpiku itu tentang jalan-jalan yang sepertinya tidak pernah berujung.

Aku tidak pernah ingat kapan mulai terlintas diotakku, aku sering mengibaratkan diriku sendiri seperti seonggok kapas yang pernah tercebur kedalam air entah untuk berapa lama yang kemudian dijemur dipaparan sinar matahari jakarta. Kerontang. Tanpa nyawa. Kosong dan terombang-ambing tanpa tujuan yang tertulis.

Aku seperti merasa kehilangan sebagian dari jiwaku. Padahal bahkan akupun tidak pernah tau apakah aku pernah memilikinya atau tidak. Karena selama ini yang aku jalani bukan murni keinginan diri. Hanya mengarah pada satu tujuan, tanpa peduli aku suka atau tidak. Bukannya lalu aku menjadi sarkastik dan kemudian mempertanyakan eksistensi Tuhan didalam kehidupan yang menurutku lumayan nyata ini. Bukan demikian.

Mungkin memang apa yang aku jalani selama ini telah memiliki skenario tingkat tinggi. Walau aku harus terus memainkan semua peranku, tapi jujur – aku tidak pernah sekalipun diberikan kesempatan untuk mempelajari semua peran yang aku mainkan. Apalagi untuk memilih. Padahal kehidupan yang mahaluas ini terlalu indah untuk hanya dinikmati melalui satu peran yang sama dalam kurun waktu yang pastinya tidak bisa dibilang singkat.

Seandainya aku dilahirkan lagipun, aku tetap tidak tau ingin dilahirkan sebagai apa. Pernah terpikir ingin menjadi burung. Terbang lepas. Tinggi hampir menyentuh awan. Dan tentunya bebas menentukan pilihan. Tapi aku masih terlalu takut untuk menentukan semuanya sendiri. Bagaimana kalau aku ternyata terbang terlalu jauh, atau bahkan aku terbang terlalu tinggi. Lalu aku kemudian memilih untuk menjadi diriku lagi. Tentunya dengan beberapa tujuan yang dapat aku pilih sesuai keinginan diri. Seperti khayalanku pagi ini yang tidak mungkin terwujud untuk kembali ketempat tidur mengenakan selimut hangat dan bantal empuk setelah selesai melakukan ritual mandiku yang menurutku monoton setiap hari.